Sering Dibanding-bandingkan, Kakak Sri Mulyani Tetap Happy

Menjadi kakak dari Menko Perekonomian sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani tentu tidak nyaman. Orang akan selalu membanding-bandingkan dengan salah satu dari 100 wanita berpengaruh di dunia itu.

Setidaknya hal itu memang dirasakan oleh kakak Sri Mulyani, Nining Soesilo. Direktur UKM Center FEUI yang juga salah satu kandidat Dekan FEUI ini memang mengakui bahwa memang awalnya tidak nyaman berada di bawah bayang-bayang Sri Mulyani.

"Lucu juga sebenarnya, biar bagaimanapun dia kan adik saya. Awal-awalnya terus terang enggak nyaman juga, sering orang bilang wajah saya memang ada miripnya dengan adik saya. Saya bilang, sebetulnya dia kan yang mirip saya karena saya lahir duluan kan. Lama-lama saya pikir ya sudahlah, saya terima apa adanya," ujar Nining dalam wawancaranya dengan detikFinance di kawasan Panglima Polim, Jakarta, Senin (16/3/2009) malam.

Sri Mulyani dan Nining merupakan putri dari pasangan Prof. Satmoko (alm.) dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko (alm.) yang seluruhnya berjumlah 10 orang. Sri Mulyani merupakan putri ke-7, sementara Nining adalah putri ke-3.

Nining mengisahkan, dalam keluarga besarnya, selalu dididik untuk mencari ilmu yang disukainya. Tak heran, dari 10 bersaudara, masing-masing memiliki disiplin ilmu yang berbeda. Namun dengan kekebasan untuk memilih ilmu yang disukai itulah membuat Nining bersaudara tidak pernah terpaksa untuk belajar.

"Di keluarga saya, kita dididik untuk mencari satu ilmu yang disukai, dengan begitu kan kalau belajar tidak seperti dikejar-kejar. Karena dengan begitu kita bisa senang, jadi kita tidak berpikir yang tidak-tidak," ujarnya.

Meski jarang bertemu dengan Sri Mulyani, namun Nining mengaku sangat dekat dengan adiknya itu. Pertemuan dengan Sri Mulyani masih sering dilakukan namun tak pernah membahas masalah pekerjaan.

"Kadang kalau saya sudah di rumah dia juga sudah enggak ada waktu untuk bicara pekerjaan, kita memang coba hindari itu. Kalau ketemu kita kayak keluarga aja, yang karaoke-an atau apa karena dia juga butuh untuk menghilangkan beban. Jadi kita tempatkan diri sebagai kakak dan adik saja, enggak ngomongin kerjaan," ujar lulusan ITB ini.

"Dengan orang tua kita yang sudah enggak ada, supporting one and another itu mulai kerasa. Adik saya itu kan geraknya agak terbatas karena segala hal yang berhubungan dengan profesinya, nah di keterbatasan itu kami coba untuk bisa memberinya ruang untuk ekspresif ke kami. Jadi mungkin fungsinya lebih ke situ," tambahnya lagi.

Mengeni orang yang masih terus membanding-bandingkan dirinya dengan Sri Mulyani, Nining memilih untuk tidak menanggapi. Segala hal dibuatnya sebagai sesuatu yang menggembirakan.

"Kami enggak punya cukup waktu untuk menanggapi itu dan membuatnya jadi beban karena kami berdua sibuk. Jadi silahkan saja. Kita juga enggak sempet mikirin kesitu. Jadi happy aja lah. Kalau di ekonomi kan ada pilihannya mau jadi aset atau lialibity, jadi harta atau utang. Kalau kita berpikir negatif itu akan menjadi utang karena menjadi beban. Kalau kita berpikir positif kan nantinya jadi harta. Kalau kita bersyukur kan Allah bakal memberi nikmat, jadi ya kita bersyukur saja," pungkasnya.


Selasa, 17/03/2009 11:34 WIB
Detik Finance

0 Responses

contact us